Jumat, 06 September 2019

BIOGRAFI MAULIA RAHMAT



Maulia Rahmat (lahir di Meulaboh, 16 Juni 1995) adalah seorang Internet Marketer, Blogger dan juga pengusaha Muda, alumnus UIN Ar-Raniry Banda Aceh Tahun 2018 dikenal sebagai Founder Jasatamita yang didirikanTahun 2016 Ketika Masih Menempuh Pendidikan S-1
Lahir  : 16 Juni 1995
Alamat : Lamteumen, Banda Aceh
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Almamater : UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

Latar Belakang

Maulia Rahmat , anak ketiga dari 4 bersaudara, lahir di meulaboh, salah satu kabupaten yang ada diprovinsi Aceh. Walaupun bukan dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang tinngi kedua orang tua saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil, selalu memberikan berusaha memberikan pendidikan terbaik disaat kecil. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga saya mengenai pentingnya pendidikan dan juga kerja keras.

saya menempuh Pendidikan menengah pertama disebuah Pondok Pesantren Ummul Ayman Salamanga, Dan melanjutkanSekolah Menengah Atas ( SMA) ditempat yang sama, dan pada akhirnya dikeluarkan pada pondok pesantren tersebut karena sudah menjadi anak yang nakal, dan juga sempat tidak naik kelas dibangku SMA karena nakal. sehingga terpaksa unttuk dikeluarkan pada pondok pesantren tersebut. dan pada akhirnya orang tua kembali mendaftarkan saya ke pondok pesantren yang lain dikota kelahiran saya yaitu Darrul Hikmah, dan disana juga menjadi sosok anak yang super nakal, sehingga mendaptkan peringkat kelas paling belakang bahkan sampai terancam untuk tidak naik kelas juga, karena hasil musyawarah antara keluarga sama guru,sehingga saya sehingga saya bisa naik kelas menjadi kelas III SMA. Dan akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan SMA di pondok Pesantren Tersebut.

Tahun 2013 melanjutkan pendidikan tingkat tinggi di salah satu kampus negeri terbaik diprovinsi Aceh dan mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Wajarlah ya karena alumni pondok pesantren, walaupun tidak mengetahui banyak tentang ilmu bahasa arab, tapi sedikit sedikit bisa lah. dan menempuh pendidikan Sarjana selama 5 Tahun. dan itu menjadi sebuah kebanggaan yang terbesar dalam hidup saya, karena bisa menyelesaikan pendidikan S1 dengan biaya sendiri. ya dalam 5 tahun itu banyak pengalaman hidup yang saya dapatkan, perjuangan yang luar bisa, dan ketika masa kuliah saya medirikan Jasatamita. tepatnya semester 4 kuliah, jatuh bangun, pahit manis semua sudah dirasakan, bahkan semester V mendapatkan indeks prestasi (IP) 2,10 dan disemester selanjutnya 2,50. dan pada tahun 2018 saya bisa menyelasikan S-1 dengan Indeks Prestasi Yang lumayan baik.

Karier dan Bisnis

Semasa Studi saya di UIN Ar-Raniry ketika Semester IV saya memustukan untuk mencari penghasilan tambahan, karena saya merasa uang yang diberikan sama keluarga untuk saya menempuh pendidikan Sarjana tidak mencukupi. karena saya memiliki passion dibidang internet sehingga saya mendapat sebuah ide yang sangat kreatif, dan inovati, akhirnya saya mendapatkan pemasukan yang lumayan untuk kehidupan sendiri dengan mendirikan sebuah perusaha Jasatamita, yaitu sebuah perusahan marketplace dibidang jasa yang menghubungkan konsumen kepada pemilik jasa. dan pada saat ini jasatamita sudah memiliki puluhan mitra kerja hampir diseluruh wilayah indonesia.

dan saya juga memiliki beberapa usaha konvesional di kota Banda aceh, dan usaha tersebut juga bergerak dibidang jasa. Yaitu jasa sumur bor dan Jasa sedot Tinja. ketika membangun usaha secara kovensional saya sempat juga bangkrut, ketika itu saya mendirikan sebuah depot air minum isi ulang. dan itu adalah hal yang wajar bagi seorang pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. jatuh bangun itu hal yang biasa, yang terpenting kita bisa belajar dari kegagalan tersebut.

Pendidikan
  • TK Bungoeng Kupula
  • SD 1 Peudada (2006)
  • SMP Ummul Ayman (2006-2009)
  • MA Darrul Hikmah ( 2013)
  • UIN Ar-Raniry Banda Aceh (2013- 2018)
  • NEXT ( S2 )
Organisai

Yubi Aceh ( Yuk Bisnis Aceh )
HIPMI Banda Aceh
HIPMI Biereun

Manajemen Pendidikan Sekolah





A. Latar Belakang Masalah

            Istilah manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi ( administrasi merupakan inti dari manajemen); dan ketiga yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.
            Bila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada pimpinan dari para profesional pendidikan. Manajemen mutu merupakan sarana yang memungkinkan para profesional pendidikan dapat beradaptasi dengan kekuatan perubahan yang memukul sistem pendidikan bangsa ini. Pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki sistem pendidikan kita sebenarnya sudah ada dalam komunitas pendidikan kita sendiri. Kesulitan utama yang dihadapi para profesional pendidikan sekarang ini adalah ketidakmampuannya menghadapi sistem yang gagal sehingga menjadi tabir bagi para profesional pendidikan itu untuk mengembangkan atau menerapkan proses baru pendidikan yang akan memperbaiki mutu pendidikan.
                                                                                                                     

b. Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari manajemen pendidikan sekolah ?
2.      Bagaimanafungsi  dari manajemen pendidikan sekolah ?
3.      Bagaimana ruang lingkup atau komponen-komponen dari manajemen
pendidikan sekolah ?
4.      Apa tujuan dan manfaat dari manajemen pendidikan sekolah ?

c. Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian dari manajemen pendidikan sekolah.
2.      Menjelaskan fungsi dari manajemen pendidikan sekolah.
3.      Menjelaskan ruang lingkup atau komponen-komponen dari manajemen
pendidikan sekolah.
4.      Menjelaskan tujuan dan manfaat dari manajemen pendidikan sekolah.


 Pengertian manajemenn pendidikan sekolah
           
Manajemen:   pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya atau berhasil tidaknya                                             sesuatu  organisasi yang dijalaninya.[1]
Pendidikan:     memelihara dan memberi latihan, ajaran, bimbingan mengenai akhlak dan                                       kecerdasan pikiran.[2]
Sekolah:          bangunan atau lembaga untuk belajar dalam memberi pelajaran menurut                                          tingkatannya.[3]
            Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.
            Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemenyang disampaikan oleh beberapa ahli.
            Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwaManajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
       Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
       Sedangkan Menurut  James Jr. manajemen sekolah adalah proses pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif. Sekolah dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajar jika mempunyai ciri-ciri berikut:[4]
a.       Memberikan kesempatan dan mendorong individu untuk terus belajar meperluas kapasitas diri.
b.      Sekolah merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan Mengelola perubahan itu sendiri.
       Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.
       Setelah melihat pengertian manajemen, maka tampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti di sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/ mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rancana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukkan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.



 Fungsi Pokok Manajemen Pendidikan Dibagi 5 Macam, Yaitu:
1. Perencanaan
            Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian
            Pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3. Pelaksanaan
            Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
4.Pembinaan
            Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

5. Pengawasan
            Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.

Ruang Lingkup Manajemen Sekolah.[5]
            Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan.Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Dengan kata lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasional.
            Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yaitu Kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.
a.       Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran.

            Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan.[6]

            Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat.Karena itu yang paling penting bagi sekolah adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran.Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan local sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
            Pengembangan kurikulum muatan local telah dilakukan sejak digunakannya kurikulum 1984, khususnya di sekolah dasar.Pada kurikulum tersebut muatan local disisipkan pada berbagai bidang studi yang sesuai.Muatan local lebih diintendifkan lagi pelaksanaannya dalam kurikulum 1994.Dalam Kurikulum 1994, muatan local tidak lagi disisipkan pada setiap bidang studi, baik bidang studi wajib maupun pilihan. Pengembangan kurikulum muatan local dimaksudkan terutama untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum sentralisasi, dan bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya, serta mau dan mampu melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional, pembangunan regional, maupun pembangunan local seingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya.
            Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan dan bulanan, adapun program mingguan atau program satuan pelajaran, wajib dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar. Berikut diperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
1.      Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat proram-program yang dikemukankan untuk mencapai tujuan.
2.      Program sederhana dan fleksibel.
3.      Program-program yang diisusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
4.      Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.
5.      Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah.
            Dalam hal itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan pengajaran seta pengisian waktu jam kosong.

b.      Manajemen Tenaga Kependidikan.[7]

            Manajemen kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan teneaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yag optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehuhbung dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
            Manajemen tenaga kependidika (guru dan personil) mencakup:
1.      Perencanaan pegawai.
2.      Pengadaan pegawai.
3.      Pembinaan dan pengembangan pegawai.
4.      Promosi dan mutasi.
5.      Pemberhentian pegawai.
6.      Kopensasi. Dan
7.      Penilaian pegawai.
            Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.

c.       Manajemen Kesiswaan.

Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manejemen kesisiwaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
            Manajemen kesisiwaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pem belajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, tamserta mencapai tujuan pendidikan sekolah.Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut Sutina (1985) menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1.      Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu.
2.      Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan murid ke kelas dan program studi.
3.      Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.
4.      Program supervasi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa.
5.      Pengendalian disiplin murid.
6.      Program bimbingan dan penyuluhan.
7.      Program kesehatan dan keamanan.
8.      Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
            Penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal kelas atau mengulang.
            Dalam kegiatan ini kepala sekolah membentuk panitia atau menunjuk beberapa orang guru untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut, setelah para siswa diterima lalu dilakukan orientasi dan pengelompokan sehingga secara fisik, mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.

d.      Manajemen Keuangan dan Pembiayaan.

            Dalam penyeleggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar-mangajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini dikelola sebaik-baiknya.
            Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:
1.      Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
2.      Orang tua atau peserta didik.
3.      Masyarakat.
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan.
            Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1.      Prosedur anggaran.
2.      Prosedur akuntansi keuangan.
3.      Pembelajaran.
4.      Pergudangan.
5.      Prosedur pendistribusian.
6.      Prosedur investasi.
7.      Prosedur pemeriksaan.
            Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.

e.       Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

            Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar-mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas  yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
            Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pegagadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penataan serta penghapusan.
            Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

f.       Manajemen Layanan Khusus.

            Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaa, kesehatan, dan keamanan sekolah. Seiring perkembangan ilmu pengeahuan, teknologi dan seni yang berlangsung begitu pesat pada masa sekarang menyebabkan guru tidak bisa lagi melayani ananl-anak akan informasi, dan guru-guru juga bisa mengandalkan apa diperolehnya di bangku sekolah.
            Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah.Di samping itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnua belajar individual.
            Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamana. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, di sekolah-sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS), dan berusaha meningkatkan program pelayanan melalui kerja sam dengan unit-unit dinas kesehatan setempat.
            Di samping itu, sekolah juga perlu memberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada di sekolah agar mereka dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.

  Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan Sekolah.

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1.      Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif menyenangkan dan bermakna.
2.      Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
3.      Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
4.      Terbekalinya tenaga kependidikaan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidika (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultasi menajemen pendidikan)
5.      Teratasinya masalah mutu pendidikan, karana 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya.
6.      Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, releven, dan akuntabel.
7.      Meningkatkan citra positif pendidikan.

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

            Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena dengan adanya manajemen yang baik maka tujuan pendidikan terutama di sekolah dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.
            Fungsipokok manajemen pendidikan yaitu:
1.perencanaan.
2.pengorganisasian.
3.pelaksanaan.
4.pembinaan.dan
5. pengawasan.
            Adapun ruang lingkup manajemen sekolah terdiri atas :
1.manajemen kurikulum dan program pengajaran.
2.manajemen tenaga kependidikan.
3.manajemen kesiswaan.
4.manajemen keuangan dan pembiayaan.
5.manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dan
6.manajemen layanan khusus.








DARTAR PUSTAKA

·         2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Barat: Tim Pustaka Phoenix.
·         Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
·         http://suwilah. Wordpress.com/2013/05/09/hakikat-manajemen-pendidikan-di-sekolah/
·         http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/
·         Muhaimin dkk. 2012. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
·         Shaleh, Abdul Rahman. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa.
Jakarta: Rajawali Pers.
·         Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.