Jumat, 06 September 2019

Pengertian Belajar Dan Jenis- Jenis Belajar



A. Pengertian Belajar
               Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-parubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
               “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interksi dengan lingkungannya”[1]
               Hampir semua para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Diantaranya adalah pelajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).[2]
               Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.
Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

B. Jenis-Jenis Belajar
1.      Belajar Bagian (Part Learning)
               Pada umumnya part learning itu dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas dan ekstensif, seperti mempelajari sajak atau gerakan-gerakan motoris dalam permainan silat. Sebagai lawan dari belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.
2.      Belajar Global (Global whole Learning)
               Dalam belajar ini bahan pelajaran dipalajari cara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya. Metode belajar ini sering disebut dengan metode gestalt.
3.      Belajar Produktif (Productive Learning)
               R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum, belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu mentrasfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain.
4.      Belajar Diskriminatif (Discriminative Learning)
               Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi/ stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk merespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan.
5.      Belajar dengan Wawasan (Learning by Insight)
               Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh psikolog pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dalam proses berpikir.


C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
               Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyal jenisnya, tapi dapat digolongkan menjadi dua saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern itu sebaliknya.
A.    Faktor-faktor intern
               Dalam faktor ini ada tiga faktor yaitu: jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
      1.   Faktor Jasmaniah
a.       Faktor kesehatan
               Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya / bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu ia juga akan capat lelah, kurang bersemangat mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah.
               Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olehraga, rekreasi dan ibadah.
b.      Cacat tubuh
               Cacat tubuh ialah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.



      2.   Faktor psikologis
a.    Perhatian
               perhatian menurut iman al Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika tidak timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
b.  Minat
               minat adalah kecenderungan yang tetap utuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruh terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
c.       Bakat
               Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat sangat mempengaruhi belajar, Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya akan lebih baik.
d.      Motif
               Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan belajar. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik oleh karena itu motif untuk berpikir dan memusaatkan perhatian, itu sangat perlu dikembangkan untuk menunjang belajar.
e.       Pematangan dan kesiapan
               Pematangan merupaka fase dalam pertumbuhaan sesseorang, di mana tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Sedangkan kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respond atau bereaksi.

3.   Faktor Kelelahan
            Jika kelelahan sudah menimpa seseorang akan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan yang berlebihan dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai barikut: tidur, istirahat, mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam bekerja ibadah dengan teratur, pergi ke dokter jika kelelahannya sudah serius.

B.   Faktor-Faktor Ekstern
            Faktor ekstern juga sangat bepengaruh terhadap belajar. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi:
1.  faktor keluarga
            Faktor keluarga akan menerima pengaruh berupa:
a)      Cara orang tua mendidik
b)      Relasi antar anggota keluarga
c)      Suasana rumah
d)     Keadaan ekonomi keluarga
e)      Pengertian orang tua

2.  faktor sekolah
               Faktor sekolah mencakup:
a)      Metode belajar dan mengajar
b)      Kurikulum
c)      Relasi guru dengan siswa
d)     Relasi siswa dengan siswa
e)      Disiplin sekolah
f)       Alat pelajaran
g)      Waktu sekolah
h)      Standar pelajaran di atas ukuran
i)        Keadaan gedung
j)        Tugas rumah

3. faktor masyarakat
               Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa di dalam masyarakat. Pengaruhnya antara lain
a)      Kegiatan siswa di dalam masyarakat
b)      Mass media
c)      Teman bergaul
d)     Bentuk kehidupan masyarakat

D. Cara Meningkatkan Motifasi Belajar Siswa
               dulu dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motifasi belajar siswanya anatara lain:
a)      Memberi angka
b)      Pujian
c)      Hadiah
d)     Kerja kelompok
e)      Persaingan
f)       Tujuan dan level aspiration
g)      Sarkasme (mengjak para siswa yang hasil belajarnya kurang)
h)      Penilaian
i)        Karya wisata
j)        Film pendidikan
k)      Belajar melalui radio

E. Cara Belajar Siswa Aktif
               Cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan istilah yang bermakna, sama dengan student active learning (SAL). CBSA ini bukan merupakan teori, tapi merupakan cara atau teknik dalam cara belajar siswa aktif. Untuk melihat terwujudnya cara belajar siswa aktif dalam proses belajar, terdapat beberapa indicator cara belajar siswa aktif.[3]
               diantaranya dapat diwujudkan dengan cara guru menuntut siswa agar lebih berkeinginan, berani menampilka minat, kebutuhan dan permasalahannya, serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatandan kelanjutan belajar siswa.
                Menuntut siswa untuk lebih kreatif dalam belajar, dan bagaimana cara siswa menyelesaikan masalahnya sendiri untuk mencapai keberhasilan.Juga guru tidak boleh membatasi sikap siswa yang kreatif atau aktif bertanya, menanggapi setiap persoalan, Akan tetapi guru harus memberi kebebasan atau keleluasan kepada peserta didik agar mereka dapat berkembang dan tidak pasif dalam ruang belajar.


F.         Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
 G.        Macam-macam Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode belajar mengajar secara tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif sejak dari dahulu.

2. Metode eksperimen
Metode eksperimen ini memberikan kesempatan
kepada para anak didik secara individu atau pun berkelompok untuk dilatih dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode ini bertujuan agar para anak didik tersebut berpikir kreatif, mandiri dan inovatif.

3. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas di maksudkan para pendidik memberikan penjelasan dalam suatu bahasan lalu para pendidik tersebut memberikan tugas kepada para siswa untuk mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut bertujuan agar para siswa berpikir dan memiliki wawasan yang luas.

4. Metode diskusi
Metode ini adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari jalan keluar dari suatu masalah melalui gagasan-gagasan yang di berikan para siswa, metode ini bertujuan untuk melatih para siswa agar berani dalam menyampaikan pendapat atau pun saran dan untuk mengembangkan pemikiran mereka.

5. Metode latihan
Metode latihan atau metode training yaitu metode yang menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan tertentu dan untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik terhadap anak. Metode latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan dan kecepatan dalam pelaksanaan.

6. Metode proyek
Metode ini menggunakan cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan. Metode ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas.[4]

A.    Pembelajaran Bahasa Arab
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan loeh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya[5].
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang sengaja diciptakan, gurulah yang menciptakan nya guna membelajarkan siswa. Guru yang mengajar dan siswa belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianya. Kegiatan belajar mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuannya tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
            Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar mengajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam proses belajar mengajar.[6]
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang mengembangkan ketrampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, persaaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknulogi dan budaya
Area utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi: empat aspek, yaitu Menyimak berbicara, membaca dan menulis. Ke empat aspek tersebut saling brhubungan, misalnya, ketrampilan mendengarkan memberikan kontribusi terhadap perkembangan berbicara, kedua kemampuan tersebut diperkuat oleh kemampuan membaca, semantara ketrampilan menulis memberikan kontribusi pada ketrampilan membaca daam bentuk teks atau dokumentasi.
 Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode  mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar semuanya menggunakan metode. Karena metode merupakan suatu alat untuk menyajikan bahan atau materi pelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.[7].
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan.
Sedangkan pembelajaran sendiri merupakan suatu upaya yang disengaja dan direncanakan sedemikian rupa oleh pihak guru, sehingga memungkinkan terciptanya suasana dan aktivitas belajar yang kondusif bagi para siswanya.
Proses pembelajaran adalah dua rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang pendidik yang hal ini disebut mengajar disusul oleh kegiatan yang disebut belajar yang berlangsung pada waktu yang telah ditentukan guna mencapai tujuan tertentu.
            Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang sistematis dalam menyampaikan materi kepada siswa guna mencapai tujuan yang diinginkan, dengan melihat definisi tersebut diatas, maka tujuan metode pembelajaran adalah :
a. Memberi jalan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ditempuh oleh guru dan siswa.
b. Memberi gambaran rencana secara meyeluruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara sistematis
c. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran
Melihat dari definisi dan tujuan metode pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan pula metode ialah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk meyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Karena itu setelah guru memikirkan bahan pelajaran, maka hendaklah ia memikirkan cara penyampaian bahan tersebut dalam pikiran siswa. Guru harus memikirkan metode yang paling baik untuk menyusun bahan itu, dan menjadikan susunanan bahan mata pelajaran itu sebagai mata rantai sambung menyambung.[8]
B.     Pendekatan komunikatif (Communicative Approach) dalam Pembelajaran Bahasa Arab
a.      Pengertian Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah alat komunikasi, dan pengajaran bahasa dianggap berhasil bila dapat mengantarkan peserta didik menjadi mampu pencapaian kemampuan komunikasi aktif dan praktis berkomunikasi dengan bahasa target. Pendekatan Komunikatif yang dalam bahasa Arab disebut المدخل الإتّصالى adalah pendekatan yang memfokuskan tujuan pada. Ini adalah pendekatan mutakhir yang sangat populer. Terobosan baharu yang strategis di bidang pengajaran bahasa telah dilakukan melalui pendekatan ini sehingga oleh para pemerhati bahasa, ia dianggap sebagai pendekatan yang integral dan memiliki ciri-ciri yang pasti.
pengajaran secara komunikasi, artinya pengajaran yang dilandasi oleh komunikatif atau fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca serta menulis) yang akui interdepensi atau saling ketergantungan antara bahasa dan komunikasi.
Sasaran pendekatan ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan bahasa Arab pada situasi yang alami secara spontan dan kreatif. Sedang fokusnya adalah menyampaikan makna atau maksud yang tepat, sesuai dengan tuntutan dan fungsi komunikasi pada saat komunikasi berlangsung. Tata bahasa dalam perspektif pendekatan ini merupakan pengetahuan tentang jabatan komponen-komponen penyusun bahasa untuk semakin mengokohkan pemahaman tentang makna dan maksud kalimat yang digunakan, sehingga peserta didik diharapkan dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, kemauan dan keyakinan berlandaskan pada kaidah tata bahasa yang tepat.
            Pendekatan komunikatif ini muncul karena para ahli pengajaran bahasa Asing berpendapat bahwa pengajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan sintetik gramatikal kurang berhasil, maksudnya setelah mengikuti pengajaran siswa tetap belum secara  maksimal menggunakan bahasa sebagaimana hakikat fungsinya. Atau pemanfaatan komputer juga membutuhkan keterampilan yang tidak jarang tidak bisa dipenuhi oleh sebagian penyusun materi dan guru. Atau juga komputer yang tidak mampu memberi latihan-latihan pada sebagian keterampilan kebahasaan, atau bisa tapi membutuhkan biaya yang banyak untuk menyiapkan soft-were-nya.
            Ini merupakan sebagian respon terhadap berbagai kritikan Noam Chomsky yang ditujukan kepada teori linguistik struktural yang menekankan pada Chomsky yang ditujukan kepada teori linguistik struktural yang menekankan pada penguassaan struktur bahasa. Sehingga dengan demikian para pembelajar bahasa dituntut menguasai sistem bahasa dan gramatikal. Para pakar linguistik terapan Inggris memberi penekanan pada demensi fundamental bahasa yaitu potensi bahasa yang bersifat fungsional dan komunikatif. Mereka berpendapat, betapa pentingya mempraktekkan pada kecakapan komunikatif dan pengajaran bahasa daripada hanya penguasaan struktur belaka.

 H.        Hakikat Pendekatan Komunikatif
Untuk lebih memahami hakikat pendekatan komunikatif secara mendalam ada delapan hal yang perlu dijelaskan yaitu:
1.       Teori Bahasa
Pendekatan komunikatif berdasarkan pada teori bahasa yang menyatakan bahwa pada hakikatnya bahasa itu merupakan suatu sistem untuk mengekspresikan makna. Teori ini lebih memberi tekanan pada dimensi  semantik dan komunikatif dibandingkan pada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa yang berdasarkan pada pendekatan komunikatif bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.
2.      Teori Belajar
Kegiatan belajar dikembangkan dengan  mengarahkan pembelajar ke dalam komunikasi nyata. Pembelajar dituntut pula untuk menggunakan bahasa yang dipelajarinya. Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah pemerolehan bahasa kedua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa proses belajar bahasa lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara informal melalui komunikasi langsung di dalam bahasa yang sedang dipelajari.
3.      Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai di dalam pembelajaran bahasa yang     berdasarkan pendekatan komunikatif merupakan tujuan yang lebih mencerminkan kebutuhan siswa. Karena kebutuhan siswa yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan komunikasi. Oleh karena itu, tujuan umum pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi (kompotensi dan performansi komunikatif).


4.      Silabus
Silabus harus disusun searah dengan tujuan pembelajaran. Oleh     karena itu, dalam penyusunan silabus pembelajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif yang harus diperhatikan ialah kebutuhan dan materi-materi yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
5.      Tipe Kegiatan
Didalam pembelajaran bahasa yang menggunakan pendekatan komunikatif, pembelajar diarahkan ke dalam situasi komunikasi nyata. Kegiatan komunikasi tersebut dapat berupa kegiatan tukar informasi, negoisasi makna, atau kegiatan berinteraksi.
6.      Peranan Guru
Dalam pembelajaran bahasa Arab, guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam proses komunikasi, partisipan tugas dan teks, menganalisis kebutuhan, konselor, dan manajer kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
7.      Peranan Siswa
            Dalam pembelajaran bahasa Arab pembelajar berperan sebagi pemberi dan penerima, sebagai negoisator dan interaktor dalam kegiatan pembeajaran bahasa Arab dengan pendekatan komunikatif pembelajar. Dengan demikian, para siswa tidak  diharuskan menguasai bentuk-bentuk dan makna-maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaiannya.

8.      Peranan materi
Dalam pembelajaran bahasa Araba materi disusun dan disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha peningkatan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi yang nyata. Materi ditempatkan sebagai bagian yang memiliki andil besar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, dalam pembelajaran bahasa komunikatif materi berfungsi sebagai sarana yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Sumardi, 1992).
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa  pendekatan komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Siswa diarahkan untuk dapat menggunakan bahasa, bukan mengetahui tentang bahasa dan bertujuan untuk membentuk kompetensi komunikasi, bukan semata-mata membentuk kompetensi kebahasaan, dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar
I.          Prosedur pelaksanaan dan pengajaran komunikatif
a)      Komunikasi sebanyak-banyaknya sesuai bahan ajar yang disediakan
b)      Penyajian butir-butir linguistik terkodifikasi guna komunikasi efektif
c)      Latihan jika diperlukan
            Ada beberapa prinsif yang bisa dijadikan pegangan dalam proses pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan pendekatan Komunikatif. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a)      Kalau mungkin, sebaiknya menggunakan teks-teks Arab dari referensi aslinya seperti surat kabar, majalah atau lainnya yang berbahasa Arab murni,
b)      Latihan-latihan siswa sebaiknya dengan menggunakan bentuk-bentuk yang beragam dan model yang berbeda-beda untuk mengungkap satu makna
c)      Memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa agar mengungkapkan kreatif bahasanya, pikiran-pikirannya dalam semua hal yang telah diketahuinya baik lewat pendengaran maupun bacaan.
d)     Sebaiknya latihan-latihan untuk menggunakan bahasa dalam memahami kontek-konteks sosial.
e)      Peran guru dalam pendekatan komunikatif adalah mempermudah proses belajar dan sebagai fasilitator bagi siswa dalam menggunakan bahasa baik kosa-kata maupun kalimat di dalam komunikasi yang hidup.
f)       Adanya kegiatan kebahasaan untuk menumbuhkan katerampilan komunikasi
g)      Mempersedikit  penggunaan bahasa ibu serta memperbanyak penggunaan bahasa yang dipelajari (Arab) sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, tidak hanya ketika menyampaikan meteri pelajaran saja.
J.         Tabel Metodologi dalam Kerangka Pendekatan Komuniklatif
No
Metode
Titik persesuaian
Pola metodis yang sebaiknya dihindari
1.
Metode Langsung
Siswa dilatih praktek langsung menerima dan menggunakan bahasa target.
Larangan menggunakan bahasa ibu.
2.
Mim-mem method dan metode pattern practice
Bertujuan membentuk kemahiran menggunakan bahasa lisan secara spontan dan kemahiran memahami apa yang didengar dan diucapkan.
Pemberian drill pengulangan berlebihan yang tanpa makna.
3.
Oral method
Target metode ini ialah kemampuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa.
Kurang memperhatikan aspek kemahiran berbahasa tulis.
4.
Metode eklektik
Memadukan berbagai metode, termasuk direct dan grammar-translation dengan mengambil sisi kelebihan masing-masing metode. Yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan kebutuhan suatu metode.
Jika perencanaan kurang matang, dikhawatirkan praktek pengajaran menjadi ’asal-asalan’.










DAFTAR PUSTAKA

Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya Jakarta : Rineka CiptaAhmadi, Abu dan Supriyano, Widodo. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.



[1]Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 2
[2]Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 27-28
[3]Ahmadi Abu & Supriyono Widodo, psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 206-207

[5] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta 2003 hal. 2
,

[6] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru 2008, hal.29

[7] Abdul Hamid, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta :UIN Malang Press, 2008, hal.3


[8] Abu Bakar Muhamad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya: Usaha Nasional. Hal 37


Tidak ada komentar:

Posting Komentar