A.
Pengertian Belajar
Secara
psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-parubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interksi dengan lingkungannya”[1]
Hampir
semua para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
belajar. Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain.
Diantaranya adalah pelajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman (learning is defined
as the modification or strengthening of behavior through experiencing).[2]
Menurut
pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan.
Pengertian ini sangat berbeda dengan
pengertian lama yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan,
bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan
seterusnya.
B.
Jenis-Jenis Belajar
1.
Belajar Bagian (Part Learning)
Pada
umumnya part learning itu dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada
materi belajar yang bersifat luas dan ekstensif, seperti mempelajari sajak atau
gerakan-gerakan motoris dalam permainan silat. Sebagai lawan dari belajar
bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.
2.
Belajar Global (Global whole Learning)
Dalam
belajar ini bahan pelajaran dipalajari cara keseluruhan berulang sampai pelajar
menguasainya. Metode belajar ini sering disebut dengan metode gestalt.
3.
Belajar Produktif (Productive Learning)
R.
Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan
transfer yang maksimum, belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan
transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut
produktif bila individu mampu mentrasfer prinsip menyelesaikan satu persoalan
dalam satu situasi ke situasi lain.
4.
Belajar Diskriminatif (Discriminative Learning)
Belajar
diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat
situasi/ stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah
laku.Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk merespon
secara berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan.
5.
Belajar dengan Wawasan (Learning by Insight)
Konsep
ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh psikolog pada permulaan
tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan
psikologi belajar dalam proses berpikir.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar banyal jenisnya, tapi dapat digolongkan menjadi dua
saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern itu
sebaliknya.
A.
Faktor-faktor intern
Dalam
faktor ini ada tiga faktor yaitu: jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
a.
Faktor kesehatan
Sehat
berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya / bebas dari
penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu,
selain itu ia juga akan capat lelah, kurang bersemangat mudah pusing, ngantuk
jika badannya lemah.
Agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang
bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olehraga, rekreasi dan ibadah.
b.
Cacat tubuh
Cacat
tubuh ialah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh atau badan.Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.Siswa yang cacat
belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada
lembaga pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat menghindari
atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2. Faktor psikologis
a.
Perhatian
perhatian
menurut iman al Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika tidak timbullah kebosanan, sehingga ia tidak
lagi suka belajar.
b. Minat
minat
adalah kecenderungan yang tetap utuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruh terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
c.
Bakat
Bakat
adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat sangat mempengaruhi
belajar, Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya akan
lebih baik.
d.
Motif
Motif
erat sekali hubungannya dengan tujuan belajar. Dalam proses belajar haruslah
diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik oleh
karena itu motif untuk berpikir dan memusaatkan perhatian, itu sangat perlu
dikembangkan untuk menunjang belajar.
e.
Pematangan dan kesiapan
Pematangan
merupaka fase dalam pertumbuhaan sesseorang, di mana tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Sedangkan kesiapan adalah kesediaan untuk memberi
respond atau bereaksi.
3. Faktor
Kelelahan
Jika
kelelahan sudah menimpa seseorang akan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh. Kelelahan yang berlebihan dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai
barikut: tidur, istirahat, mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam
bekerja ibadah dengan teratur, pergi ke dokter jika kelelahannya sudah serius.
B.
Faktor-Faktor Ekstern
Faktor
ekstern juga sangat bepengaruh terhadap belajar. Faktor-faktor ini dapat
dikelompokkan menjadi:
1. faktor
keluarga
Faktor
keluarga akan menerima pengaruh berupa:
a)
Cara orang tua mendidik
b)
Relasi antar anggota keluarga
c)
Suasana rumah
d)
Keadaan ekonomi keluarga
e)
Pengertian orang tua
2.
faktor sekolah
Faktor
sekolah mencakup:
a)
Metode belajar dan mengajar
b)
Kurikulum
c)
Relasi guru dengan siswa
d)
Relasi siswa dengan siswa
e)
Disiplin sekolah
f)
Alat pelajaran
g)
Waktu sekolah
h)
Standar pelajaran di atas ukuran
i)
Keadaan gedung
j)
Tugas rumah
3. faktor masyarakat
Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.Pengaruh
itu terjadi karena keberadaan siswa di dalam masyarakat. Pengaruhnya antara
lain
a)
Kegiatan siswa di dalam masyarakat
b)
Mass media
c)
Teman bergaul
d)
Bentuk kehidupan masyarakat
D.
Cara Meningkatkan Motifasi Belajar Siswa
dulu dapat menggunakan berbagai cara untuk
menggerakkan atau membangkitkan motifasi belajar siswanya anatara lain:
a)
Memberi angka
b)
Pujian
c)
Hadiah
d)
Kerja kelompok
e)
Persaingan
f)
Tujuan dan level aspiration
g)
Sarkasme (mengjak para siswa yang hasil belajarnya
kurang)
h)
Penilaian
i)
Karya wisata
j)
Film pendidikan
k)
Belajar melalui radio
E.
Cara Belajar Siswa Aktif
Cara
belajar siswa aktif (CBSA) merupakan istilah yang bermakna, sama dengan student
active learning (SAL). CBSA ini bukan merupakan teori, tapi merupakan cara atau
teknik dalam cara belajar siswa aktif. Untuk melihat terwujudnya cara belajar
siswa aktif dalam proses belajar, terdapat beberapa indicator cara belajar
siswa aktif.[3]
diantaranya
dapat diwujudkan dengan cara guru menuntut siswa agar lebih berkeinginan,
berani menampilka minat, kebutuhan dan permasalahannya, serta kesempatan untuk
berpartisipasi dalam setiap kegiatandan kelanjutan belajar siswa.
Menuntut siswa untuk lebih kreatif dalam
belajar, dan bagaimana cara siswa menyelesaikan masalahnya sendiri untuk
mencapai keberhasilan.Juga guru tidak boleh membatasi sikap siswa yang kreatif
atau aktif bertanya, menanggapi setiap persoalan, Akan tetapi guru harus
memberi kebebasan atau keleluasan kepada peserta didik agar mereka dapat
berkembang dan tidak pasif dalam ruang belajar.
F. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik
agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan
juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut
dengan mudah.
1. Metode ceramah
Metode ceramah
adalah metode belajar mengajar secara tradisional, sebab metode pembelajaran
ini telah gunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik
dalam interaksi edukatif sejak dari dahulu.
2. Metode eksperimen
Metode
eksperimen ini memberikan kesempatan
kepada para anak didik secara individu atau pun berkelompok untuk
dilatih dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode ini
bertujuan agar para anak didik tersebut berpikir kreatif, mandiri dan inovatif.
3. Metode pemberian tugas
Metode
pemberian tugas di maksudkan para pendidik memberikan penjelasan dalam suatu
bahasan lalu para pendidik tersebut memberikan tugas kepada para siswa untuk
mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut bertujuan agar para
siswa berpikir dan memiliki wawasan yang luas.
4. Metode diskusi
Metode ini
adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari jalan keluar dari suatu
masalah melalui gagasan-gagasan yang di berikan para siswa, metode ini
bertujuan untuk melatih para siswa agar berani dalam menyampaikan pendapat atau
pun saran dan untuk mengembangkan pemikiran mereka.
5. Metode latihan
Metode latihan
atau metode training yaitu metode yang menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan
tertentu dan untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik terhadap anak. Metode
latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan dan kecepatan
dalam pelaksanaan.
6. Metode proyek
Metode ini
menggunakan cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
menggunakan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan.
Metode ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga
untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas.[4]
A.
Pembelajaran Bahasa Arab
Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan loeh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan
lingkungannya[5].
Kegiatan belajar mengajar adalah
suatu kondisi yang sengaja diciptakan, gurulah yang menciptakan nya guna
membelajarkan siswa. Guru yang mengajar dan siswa belajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam interaksi dengan bahan
pelajaran sebagai medianya. Kegiatan belajar mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuannya tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar mengajar. Pada tahap
berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada
siswa dalam proses belajar mengajar.[6]
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran
yang mengembangkan ketrampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami
dan mengungkapkan informasi, pikiran, persaaan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknulogi dan budaya
Area utama dari pembelajaran Bahasa
Arab meliputi: empat aspek, yaitu Menyimak berbicara, membaca dan menulis. Ke
empat aspek tersebut saling brhubungan, misalnya, ketrampilan mendengarkan
memberikan kontribusi terhadap perkembangan berbicara, kedua kemampuan tersebut
diperkuat oleh kemampuan membaca, semantara ketrampilan menulis memberikan
kontribusi pada ketrampilan membaca daam bentuk teks atau dokumentasi.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran,
metode mempunyai peran yang sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar semuanya menggunakan metode. Karena metode merupakan
suatu alat untuk menyajikan bahan atau materi pelajaran dalam rangka untuk
mencapai tujuan pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.[7].
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat
metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja
ilmu pengetahuan.
Sedangkan pembelajaran sendiri
merupakan suatu upaya yang disengaja dan direncanakan sedemikian rupa oleh
pihak guru, sehingga memungkinkan terciptanya suasana dan aktivitas belajar
yang kondusif bagi para siswanya.
Proses pembelajaran adalah dua
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang pendidik yang hal ini disebut
mengajar disusul oleh kegiatan yang disebut belajar yang berlangsung pada waktu
yang telah ditentukan guna mencapai tujuan tertentu.
Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan cara yang sistematis dalam menyampaikan materi
kepada siswa guna mencapai tujuan yang diinginkan, dengan melihat definisi
tersebut diatas, maka tujuan metode pembelajaran adalah :
a. Memberi jalan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
ditempuh oleh guru dan siswa.
b. Memberi gambaran rencana secara meyeluruh dalam pencapaian
tujuan pembelajaran secara sistematis
c. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran
Melihat dari definisi dan tujuan metode pembelajaran diatas, maka
dapat disimpulkan pula metode ialah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru
untuk meyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Karena itu setelah guru
memikirkan bahan pelajaran, maka hendaklah ia memikirkan cara penyampaian bahan
tersebut dalam pikiran siswa. Guru harus memikirkan metode yang paling baik
untuk menyusun bahan itu, dan menjadikan susunanan bahan mata pelajaran itu
sebagai mata rantai sambung menyambung.[8]
B.
Pendekatan komunikatif (Communicative
Approach) dalam Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Pengertian Pendekatan komunikatif
Pendekatan
komunikatif adalah alat komunikasi, dan pengajaran bahasa dianggap
berhasil bila dapat mengantarkan peserta didik menjadi mampu pencapaian
kemampuan komunikasi aktif dan praktis berkomunikasi dengan bahasa target.
Pendekatan Komunikatif yang dalam bahasa Arab disebut المدخل
الإتّصالى adalah pendekatan yang
memfokuskan tujuan pada. Ini adalah pendekatan mutakhir yang sangat populer.
Terobosan baharu yang strategis di bidang pengajaran bahasa telah dilakukan
melalui pendekatan ini sehingga oleh para pemerhati bahasa, ia dianggap sebagai
pendekatan yang integral dan memiliki ciri-ciri yang pasti.
pengajaran
secara komunikasi, artinya pengajaran yang dilandasi oleh komunikatif atau
fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran bahasa adalah untuk
mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat
keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca serta menulis) yang akui
interdepensi atau saling ketergantungan antara bahasa dan komunikasi.
Sasaran
pendekatan ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menggunakan bahasa Arab pada situasi yang alami secara spontan dan kreatif.
Sedang fokusnya adalah menyampaikan makna atau maksud yang tepat, sesuai dengan
tuntutan dan fungsi komunikasi pada saat komunikasi berlangsung. Tata bahasa
dalam perspektif pendekatan ini merupakan pengetahuan tentang jabatan
komponen-komponen penyusun bahasa untuk semakin mengokohkan pemahaman tentang
makna dan maksud kalimat yang digunakan, sehingga peserta didik diharapkan
dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, kemauan dan keyakinan berlandaskan pada
kaidah tata bahasa yang tepat.
Pendekatan
komunikatif ini muncul karena para ahli pengajaran bahasa Asing berpendapat
bahwa pengajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan sintetik gramatikal
kurang berhasil, maksudnya setelah mengikuti pengajaran siswa tetap belum
secara maksimal menggunakan bahasa
sebagaimana hakikat fungsinya. Atau pemanfaatan komputer juga membutuhkan
keterampilan yang tidak jarang tidak bisa dipenuhi oleh sebagian penyusun
materi dan guru. Atau juga komputer yang tidak mampu memberi latihan-latihan
pada sebagian keterampilan kebahasaan, atau bisa tapi membutuhkan biaya yang banyak
untuk menyiapkan soft-were-nya.
Ini
merupakan sebagian respon terhadap berbagai kritikan Noam Chomsky yang
ditujukan kepada teori linguistik struktural yang menekankan pada Chomsky yang
ditujukan kepada teori linguistik struktural yang menekankan pada penguassaan
struktur bahasa. Sehingga dengan demikian para pembelajar bahasa dituntut
menguasai sistem bahasa dan gramatikal. Para pakar linguistik terapan Inggris
memberi penekanan pada demensi fundamental bahasa yaitu potensi bahasa yang
bersifat fungsional dan komunikatif. Mereka berpendapat, betapa pentingya
mempraktekkan pada kecakapan komunikatif dan pengajaran bahasa daripada hanya
penguasaan struktur belaka.
Untuk
lebih memahami hakikat pendekatan komunikatif secara mendalam ada delapan hal
yang perlu dijelaskan yaitu:
1.
Teori Bahasa
Pendekatan
komunikatif berdasarkan pada teori bahasa yang menyatakan bahwa pada hakikatnya
bahasa itu merupakan suatu sistem untuk mengekspresikan makna. Teori ini lebih
memberi tekanan pada dimensi semantik
dan komunikatif dibandingkan pada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran bahasa yang berdasarkan pada pendekatan komunikatif bahasa,
bukan pengetahuan tentang bahasa.
2.
Teori Belajar
Kegiatan
belajar dikembangkan dengan mengarahkan
pembelajar ke dalam komunikasi nyata. Pembelajar dituntut pula untuk
menggunakan bahasa yang dipelajarinya. Teori belajar yang cocok untuk
pendekatan ini adalah pemerolehan bahasa kedua secara alamiah. Teori ini
beranggapan bahwa proses belajar bahasa lebih efektif apabila bahasa diajarkan
secara informal melalui komunikasi langsung di dalam bahasa yang sedang
dipelajari.
3.
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai di dalam pembelajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif
merupakan tujuan yang lebih mencerminkan kebutuhan siswa. Karena kebutuhan
siswa yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan komunikasi.
Oleh karena itu, tujuan umum pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi (kompotensi dan performansi komunikatif).
4.
Silabus
Silabus
harus disusun searah dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penyusunan silabus
pembelajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif yang harus
diperhatikan ialah kebutuhan dan materi-materi yang dipilih harus sesuai dengan
kebutuhan siswa.
5.
Tipe Kegiatan
Didalam pembelajaran
bahasa yang menggunakan pendekatan komunikatif, pembelajar diarahkan ke dalam
situasi komunikasi nyata. Kegiatan komunikasi tersebut dapat berupa kegiatan
tukar informasi, negoisasi makna, atau kegiatan berinteraksi.
6.
Peranan Guru
Dalam
pembelajaran bahasa Arab, guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam proses
komunikasi, partisipan tugas dan teks, menganalisis kebutuhan, konselor, dan
manajer kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
7.
Peranan Siswa
Dalam pembelajaran bahasa Arab
pembelajar berperan sebagi pemberi dan penerima, sebagai negoisator dan
interaktor dalam kegiatan pembeajaran bahasa Arab dengan pendekatan komunikatif
pembelajar. Dengan demikian, para siswa tidak
diharuskan menguasai bentuk-bentuk dan makna-maknanya dalam kaitannya
dengan konteks pemakaiannya.
8.
Peranan materi
Dalam
pembelajaran bahasa Araba materi disusun dan disajikan dalam peranan sebagai
pendukung usaha peningkatan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi yang
nyata. Materi ditempatkan sebagai bagian yang memiliki andil besar dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, dalam pembelajaran bahasa komunikatif
materi berfungsi sebagai sarana yang sangat penting dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran (Sumardi, 1992).
Berdasarkan
paparan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang berdasarkan pada
tujuan pembelajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
Siswa diarahkan untuk dapat menggunakan bahasa, bukan mengetahui tentang bahasa
dan bertujuan untuk membentuk kompetensi komunikasi, bukan semata-mata
membentuk kompetensi kebahasaan, dengan memanfaatkan seluruh sarana dan
prasarana kegiatan belajar mengajar
I. Prosedur pelaksanaan dan pengajaran
komunikatif
a)
Komunikasi sebanyak-banyaknya sesuai
bahan ajar yang disediakan
b)
Penyajian butir-butir linguistik
terkodifikasi guna komunikasi efektif
c)
Latihan jika diperlukan
Ada
beberapa prinsif yang bisa dijadikan pegangan dalam proses pengajaran bahasa
Arab dengan menggunakan pendekatan Komunikatif. Prinsip-prinsip tersebut adalah
:
a)
Kalau mungkin, sebaiknya menggunakan
teks-teks Arab dari referensi aslinya seperti surat kabar, majalah atau lainnya
yang berbahasa Arab murni,
b)
Latihan-latihan siswa sebaiknya dengan
menggunakan bentuk-bentuk yang beragam dan model yang berbeda-beda untuk
mengungkap satu makna
c)
Memberikan kesempatan yang cukup bagi
siswa agar mengungkapkan kreatif bahasanya, pikiran-pikirannya dalam semua hal
yang telah diketahuinya baik lewat pendengaran maupun bacaan.
d)
Sebaiknya latihan-latihan untuk
menggunakan bahasa dalam memahami kontek-konteks sosial.
e)
Peran guru dalam pendekatan komunikatif
adalah mempermudah proses belajar dan sebagai fasilitator bagi siswa dalam
menggunakan bahasa baik kosa-kata maupun kalimat di dalam komunikasi yang
hidup.
f)
Adanya kegiatan kebahasaan untuk
menumbuhkan katerampilan komunikasi
g)
Mempersedikit penggunaan bahasa ibu serta memperbanyak
penggunaan bahasa yang dipelajari (Arab) sebagai alat komunikasi antara guru
dan siswa, siswa dengan siswa, tidak hanya ketika menyampaikan meteri pelajaran
saja.
J. Tabel Metodologi dalam Kerangka Pendekatan Komuniklatif
|
No
|
Metode
|
Titik persesuaian
|
Pola metodis yang sebaiknya dihindari
|
|
1.
|
Metode Langsung
|
Siswa dilatih praktek langsung menerima dan menggunakan
bahasa target.
|
Larangan menggunakan bahasa ibu.
|
|
2.
|
Mim-mem method dan metode pattern practice
|
Bertujuan membentuk kemahiran menggunakan bahasa lisan
secara spontan dan kemahiran memahami apa yang didengar dan diucapkan.
|
Pemberian drill pengulangan berlebihan yang tanpa makna.
|
|
3.
|
Oral method
|
Target metode ini ialah kemampuan dan kelancaran berbahasa
lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa.
|
Kurang memperhatikan aspek kemahiran berbahasa tulis.
|
|
4.
|
Metode eklektik
|
Memadukan berbagai metode, termasuk direct dan
grammar-translation dengan mengambil sisi kelebihan masing-masing metode.
Yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan kebutuhan suatu
metode.
|
Jika perencanaan kurang matang, dikhawatirkan praktek
pengajaran menjadi ’asal-asalan’.
|
DAFTAR PUSTAKA
Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya Jakarta
: Rineka CiptaAhmadi, Abu dan Supriyano, Widodo. 2008.
Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
[1]Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 2
[2]Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm. 27-28
[3]Ahmadi Abu &
Supriyono Widodo, psikologi Belajar
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 206-207
[6] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung
: Sinar Baru 2008, hal.29
[8] Abu Bakar Muhamad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab,
Surabaya: Usaha Nasional. Hal 37

Tidak ada komentar:
Posting Komentar